ZAYAPS

Peneliti dari University of Notre Dame, University of Memphis dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat telah mengembangkan perangkat lunak yang mampu mengidentifikasi kemampuan kognitif dan emosis siswa, termasuk mengenali frustasi dan kejenuhan.

"Manusia selalu berkomunikasi dengan yang lain melalui pembicaraan dan isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah, kontak mata, sikap dan gerakan.... Teknologi baru menyediakan informasi terkait keadaan kognitif, tingkat motivasi dan dinamika sosial siswa," kata peneliti dari University of Notre Dame Sidney D'Mello.

Publikasi hasil riset di laman resmi University of Notre Dame menyebutkan, perangkat lunak tersebut antara lain mampu mengukur tingkat pengetahuan murid dengan mengajukan sejumlah pertanyaan, menganalisa respon murid atas pertanyaan yang diajukan, serta mengidentifikasi dan mengoreksi pemahaman yang salah secara aktif.

Perangkat yang disebut "AutoTutor" dan "Affective Auto Tutor" itu juga dapat merespon pertanyaan dan komentar dari murid serta merasakan frustrasi dan kejenuhan murid dari ekspresi wajah dan gerak tubuh, dan perubahan strategi untuk membantu murid mengelola emosi negatif.

Menurut D'Mello, perangkat itu dikembangkan dengan menerapkan gaya pengajaran, pola dialog, dan bahasa layaknya pembimbing manusia.

Dan seperti pembimbing manusia, kata dia, perangkat itu bisa menjaga keseimbangan kognitif dan emosi siswa dengan memodulasi kecepatan, arah dan kerumitan tugas belajar.